Dibalik kebun yang indah, ada sentuhan jemari tukang kebun yang handal. Tukang kebun yang dipercaya sang pemilik untuk mengelola sesuai keahliannya.
.....
Alkisah, di sebuah rumah, sepasang suami isteri memiliki 4 jenis tanaman yang unik. Mereka memilih bibit terbaik yang disukai dan merawat sendiri tanaman tersebut sesuai keahlian mereka.
Bibit pertama tumbuh subur dengan pupuk kimia berkualitas. Sudah dilirik dan dibeli dengan harga tinggi. Awalnya Tuan pemilik kurang setuju karena tanaman tersebut dinilai belum waktunya dipanen, namun Nyonya merasa sudah cocok dengan si pembeli.
Ketika dalam masa pertumbuhan bibit kedua, ketika dan keempat, terjadilah perselisihan diantara suami isteri tersebut. Tuan sudah berulang kali menegur nyonya tentang caranya merawat tanaman yang berlebihan, tidak sesuai aturan yang dinstruksikan Tuan. Nyonya merasa caranya sudah tepat karena sudah merawat tanaman sejak kecil sementara Tuan sibuk bekerja. Puncak dari perselisihan, pasangan tersebut berpisah. Nyonya membawa tanaman keempat yang masih kecil. Tanaman kedua dan ketiga ditinggal bersama Tuan.
Di tengah kesibukannya bekerja, Tuan membutuhkan tukang kebun untuk membantu melanjutkan merawat kedua tanaman yang disayanginya. Sementara Tuan sibuk bekerja, tanaman kedua dititip kepada tukang kebun profesional ternama selama 3 tahun. Tanaman ketiga dititip kepada tukang kebun yang punya banyak cara dan pengalaman, masih famili dengan Tuan. Tuan sering berkunjung untuk melihat perkembangan tanaman di tukang kebun masing-masing.
Empat tahun kemudian, Tuan memilih tukang kebun baru yang bersedia tinggal bersamanya. Tanaman kedua dan ketiga dibawa pulang, bersatu kembali dengan Tuan dan dua tanaman milik tukang kebun baru. Tuan meminta tukang kebun baru mengikuti instruksinya dalam merawat kedua tanaman tersebut. Tuan mempersilahkan tukang kebun baru menerapkan keahliannya yang dinilai Tuan bisa membantu pertumbuhan kedua tanaman tersebut.
Ditengah sentuhan tukang kebun baru terhadap tanaman kedua dan ketiga, suatu ketika Nyonya melihat kedua tanaman tersebut. Nyoya menilai tukang kebun baru tidak sesuai dengan standarnya memperlakukan kedua tanaman tersebut dan mencaci hasil kerjanya.
Dengan santainya tukang kebun baru berujar: "Wahai Nyonya, seharusnya anda introspeksi diri. Tuan saja yang sudah mengeluarkan biaya banyak bisa menyadari bahwa ada cara perawatan yang kurang tepat saat tanaman ini kecil dan dalam masa pertumbuhannya. Tukang kebun profesional ternama dan tukang kebun berpengalaman sudah turut serta merawat kedua tanaman anda. Apalah artinya saya, tukang kebun baru yang masih mempelajari seluk beluk keunikan tanaman kalian, yang sudah beberapa kali pindah tukang kebun. Dengan keahlian mereka, tanaman anda diberi pupuk agar sesuai dengan harapan Tuan. Saya sudah mengikuti instruksi Tuan dan memberikan kemampuan secara maksimal sesuai keahlian saya. Tidak jarang saya terkena getah dari tanaman anda. Apakah menurut anda metode tukang kebun profesional ternama dan tukang kebun berpengalaman kurang tepat??? sedangkan anda, kurang peduli terhadap pertumbuhan kedua tanaman tersebut!"
.....
Itulah ilustrasi dari sepenggal kisah nyata, yang mungkin pernah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tukang kebun yang dimaksud bisa saja seorang pengasuh, lembaga pendidikan, kerabat, lingkungan, teman dan pihak-pihak yang mewarnai tumbuh kembang buah hati kita.
Marilah kita introspeksi diri dan memperbaiki kekurangan diri dalam menerapkan pola asuh yang tepat untuk anak. Jangan menuntut pihak lain atas apa yang terjadi pada anak, karena kontribusi orangtua mempunyai peran besar dalam pertumbuhan anak-anaknya.
Ingat... "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" dan "Anak adalah cermin dari orangtua."
Salam Bunda Cerdas Ceria.... 💕
(Happy Anniversary Kang Toni... 020417-020419, moment syukur ketika dirimu mengkhitbahku)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar