Minggu, 23 Juni 2019

Pendidikan Mengenyangkan Perut (PMP)

Pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) telah berganti nama menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Alhamdulillaah saya masih sempat mendapatkan pelajaran PMP saat di bangku sekolah (jadi ketauan tuanya deh, hahaha...). Beberapa orang tua sempat menyayangkan penghapusan kata Moral saat pergantian nama bidang studi tersebut.

PMP yang menjadi judul tulisan ini terinspirasi dari sebuah statement yang dilontarkan ke saya "Kenyangkan dulu perutnya, baru anak ini bisa diajak bicara baik-baik dan membuktikan prestasinya. Waktu kecil sudah biasa ibunya memberi makan dia dengan porsi yang banyak. Pada dasarnya anak ini berprestasi karena ayah dan ibunya pintar".

Saya pribadi agak kurang setuju dengan statement di atas. Rasulullaah S.A.W mencontohkan bahwa beliau sering berpuasa dan tidak berlebihan dalam hal makanan. Anak-anak yang pintar juga tidak jarang berasal dari keluarga sederhana dengan pola makan biasa saja. Kepintaran orang tua tidak selamanya menurun ke anak karena hanya Allah yang Maha Menentukan.

Jika kenyang dan lapar menjadi tolok ukur kepintaran dan akhlak menjadi baik, bagaimana dengan anak-anak berprestasi yang berakhlak mulia dari keluarga kurang mampu?. Beberapa orang tua yang mempunyai anak doyan makan berlebihan agak mengeluh. Mereka mencari cara agar anaknya yang sudah obesitas bisa mengurangi kebiasaan makannya. Apalagi jika anak tersebut diketahui mengidap penyakit tertentu karena obesitasnya.

So, apakah kenyangnya perut menjadi jaminan bahwa anak itu akan berprestasi dan memiliki akhlak mulia? Atau karena tuntutan perut, dia akan menggunakan hukum rimba dan menghalalkan segala cara bahkan sampai menjatuhkan nama baik orang lain?
Wallaahu a'lam bishshowab..

Salam bunda cerdas ceria!!! ...

#SelfReminder
#PelangiReznaBlogspotCom
#PMP

Minggu, 02 Juni 2019

Merasa Benar Ajah (MBA)

Ketika seorang ayah merasa benar dengan caranya mendidik anak. Dia memberi contoh tentang tanggung jawab, ketegasan, disiplin, gigih, tekun, loyal, full services dan obyektif. Dia berupaya sekuat tenaga memenuhi gengsinya yang tinggi melalui ikhtiar langit dan bumi yang seimbang.

Ketika seorang ibu merasa benar dengan caranya mendidik anak. Mengurus semua kebutuhan anaknya walaupun sudah memasuki usia baligh. Anak hanya dikhususkan belajar.  Tidak dididik belajar mandiri dan membantu orang tua dalam mengurus rumah. Berprinsip jangan sampai anak merasakan perihnya masa kecil yang dialami orangtuanya. Dia akan melakukan segala cara untuk memenuhi semua keinginan anak-anaknya dengan memberi fasilitas berlebihan.

Ketika seorang kakak merasa benar dan berpengalaman lebih dari adik-adiknya. Mendapat kasih sayang sempurna dari kedua orang tuanya. Memperoleh apapun yang diinginkannya, tanpa harus berproses dan peduli bagaimana cara orang tua mewujudkannya. Dia akan tumbuh menjadi anak egois dengan gengsi tinggi dan mudah menyalahkan orang lain yang dinilai menjadi penghalang tujuannya. Bahkan ringan saja menghujat balik orang tuanya sendiri.

Ketika seorang kakek/nenek, paman/bibi yang menyayangi cucu/keponakan melebihi kasih sayang orang tuanya dan melindungi anak tersebut walau kadang sudah tahu bersalah, dengan alasan takut anak itu terjerumus pada hal kurang baik. Tanpa disadari, mereka telah terjebak dalam permainan anak itu untuk mendapatkan apa yang diinginkannya karena tidak terpenuhi oleh orang tuanya.

Ketika semua hal diatas berada dalam satu lingkaran, anak akan merasa benar karena menurunkan sifat gengsi tinggi dari ayah, keinginan selalu dituruti oleh ibunya, disayang dan dibela oleh kakek/nenek/paman/bibinya. Dia akan melakukan pembenaran atas upayanya memenuhi keinginan dengan segala macam cara. Dia akan mencari kambing hitam untuk itu dan tidak segan-segan menjatuhkan nama baiknya.

Saat anda masuk menjadi bagian dalam lingkaran keluarga tersebut, apapun yang anda lakukan akan selalu dinilai salah karena masing-masing pihak Merasa Benar Ajah!!!

Na'udzubillaahi min dzalik.
Semoga Allah membukakan hati mereka untuk bisa menerima kebenaran sejati walau nantinya bertentangan dengan yang selama ini mereka anggap benar.

Salam bunda cerdas ceria!!!
#SelfReminder