Pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) telah berganti nama menjadi PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan). Alhamdulillaah saya masih sempat mendapatkan pelajaran PMP saat di bangku sekolah (jadi ketauan tuanya deh, hahaha...). Beberapa orang tua sempat menyayangkan penghapusan kata Moral saat pergantian nama bidang studi tersebut.
PMP yang menjadi judul tulisan ini terinspirasi dari sebuah statement yang dilontarkan ke saya "Kenyangkan dulu perutnya, baru anak ini bisa diajak bicara baik-baik dan membuktikan prestasinya. Waktu kecil sudah biasa ibunya memberi makan dia dengan porsi yang banyak. Pada dasarnya anak ini berprestasi karena ayah dan ibunya pintar".
Saya pribadi agak kurang setuju dengan statement di atas. Rasulullaah S.A.W mencontohkan bahwa beliau sering berpuasa dan tidak berlebihan dalam hal makanan. Anak-anak yang pintar juga tidak jarang berasal dari keluarga sederhana dengan pola makan biasa saja. Kepintaran orang tua tidak selamanya menurun ke anak karena hanya Allah yang Maha Menentukan.
Jika kenyang dan lapar menjadi tolok ukur kepintaran dan akhlak menjadi baik, bagaimana dengan anak-anak berprestasi yang berakhlak mulia dari keluarga kurang mampu?. Beberapa orang tua yang mempunyai anak doyan makan berlebihan agak mengeluh. Mereka mencari cara agar anaknya yang sudah obesitas bisa mengurangi kebiasaan makannya. Apalagi jika anak tersebut diketahui mengidap penyakit tertentu karena obesitasnya.
So, apakah kenyangnya perut menjadi jaminan bahwa anak itu akan berprestasi dan memiliki akhlak mulia? Atau karena tuntutan perut, dia akan menggunakan hukum rimba dan menghalalkan segala cara bahkan sampai menjatuhkan nama baik orang lain?
Wallaahu a'lam bishshowab..
Salam bunda cerdas ceria!!! ...
#SelfReminder
#PelangiReznaBlogspotCom
#PMP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar