Masihkah ada luka disana?
Atau luka itu sudah menghilang tanpa jejak?
Entahlah...
Dengan cara apa tuk bisa mengekspresikannya.
Hampir 8 tahun berlalu.
Sedikit demi sedikit luka itu mulai terkikis.
Tersisa goresan kecil disana.
Goresan yang tidak akan pernah lepas.
Harus dijaga agar tidak basah kembali.
Hari ini, goresan itu ternyata masih terasa sakit.
Walau tak sampai hati, tetap harus mengambil langkah.
Berdamai dengan masa lalu, melepas semua beban, agar ringan menapaki langkah di masa depan.
Ada sebuah do'a yang tidak pernah di cancel. Do'a itu sudah tidak terucap 3 tahun ini.
"Ya Allah, jangan pertemukan kami, hingga tiba saatnya Engkau nilai aku siap"
Siang ini, Allah kabulkan do'a itu.
Dengan washilah lelakiku tercinta.
Terlontar sebuah ajakan yang nyeleneh ba'da shubuh tadi.
"Dari mana bisa tahu siap atau tidak siap jika belum ditest?"
Rabbana...hati yang pernah luka kok ditest !!!
Hanya Engkau yang Maha membolak balikkan hati ini...
Setelah menimbang ini itu, akhirnya challenge pun diterima...
Perlu proses untuk menata hati sampai pada tahap ini. Proses yang berliku dan membutuhkan waktu dalam hitungan tahun. Saatnya sebuah amarah, ego dan empati dilebur menjadi satu. Teruntuk my little princess, Nadya Asy Syifa.
Walaupun saat itu usiamu masih 4 tahun. Ternyata, 5,5 tahun tak bersua, belumlah cukup untuk menetralisirnya. Masih terlintas, ketika 2 tahun pertama dirimu selalu bersembunyi di balik punggungku ketika bertemu dengannya. Begitupun hari ini, Kamjs, 29/10/2020.
Kami sudah mengemas secara apik rencana ini. Sempat ada penolakan darimu dengan berbagai alasan. Alhamdulillaah dirimu berkenan ikut.
Rencana awal berjalan lancar. Berkunjung ke salah satu customer untuk service mesin FC. Sampai waktunya sholat zhuhur kemudian makan siang.
Sedikit atur siasat untuk mengatasi rengekanmu minta pulang. Mampir sebentar ke minimarket yang kau minta nak.
Ketika sampai di tempat tujuan utama, dirimu masih belum sadar. Hingga kau melihat sebuah wajah yang sudah 5,5 tahun tak tampak. Bujukanku tak bisa meluluhkanmu. Engkau masih Nadya kecilku, langsung berlari memeluk dan kurasakan butiran hangat itu menghiasi wajahmu.
Canggung, itulah yang kami rasakan. Walau lelakiku sudah mencairkan suasana. Silaturahim dadakan, hanya +- 40 menit dengan sedikit dokumentasi. Ternyata, berdamai versi aku, lain halnya dengan versi putriku. Dia masih berproses.
Maafkan kami nak. Kami tidak bermaksud bohong padamu. Ini cara Abi dan Mama sayang padamu. Kami mengerti perasaanmu. Butuh proses untuk berdamai dengan masa lalumu. Agar bisa menerima ayah yang telah menggoreskan luka di hatimu...
With love from mama
"Anie RezNa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar